Padamkan saja, nyala api itu.

capellaraa
1 min readDec 13, 2022

--

Satu lilin yang menyala,

satu pula aku memohonkan keinginanku untuk kita coba lagi, lagipula masih banyak kedai bakso ataupun kedai bubur kacang hijau yang belum kita coba. Satu kali, dan kamu memadamkannya.

Dua lilin yang berusaha kunyalakan,

Dua pula kamu memutuskan untuk berhenti menggenggam tanganku. Lelah, katamu. Namun yang lebih lelah adalah pintu kamarku yang mendengar racauan malamku untuk memintamu tetap berada di dalam baris nomor satu diantara sepuluh.

Tiga lilin yang berusaha kunyalakan,

Tiga pula kilas memori penuh tawa itu menghantam keras pintu yang sudah rusak itu. Tiga langkah pula yang kamu berikan pada garis-garis yang semakin mendekati garis selamat tinggal itu.

Empat lilin yang berusaha kunyalakan,

Empat pula rintik air mata yang menjelma menjadi rintihan untuk kamu berikan saja korek api itu kepadaku, masih bisa masih bisa masih bisa adalah kalimat yang tidak lelah aku ucapkan meskipun berulang kali kamu bilang bahwa isinya sudah habis tak tersisa barang setitikpun.

Lima lilin yang berusaha kunyalakan,

Lima pula semua lilin tidak mau menyala. Aku kelimpungan untuk mencari korek api yang lain, tapi angin perpisahan yang ikut andil dalam mematikan nyala api dari lilin-lilin itu, katamu.

--

--

capellaraa
capellaraa

Written by capellaraa

0 Followers

i wrote about you 💌

No responses yet