Pernah suatu hari kamu bertanya “ Jatuh cinta pada yang selain kamu itu, bagaimana rasanya?”
Aku tidak tahu benar bagaimana rasanya. Membayangkannya pun cukup membuatku pening dan merasakan nyeri yang asing. Tetapi yang jelas adalah bahwa waktu tidak akan pernah memilih kepada siapa ia akan memberi satu detik tambahan untuk satu lagi cerita bahagia. Oleh karena itu, jika kamu jatuh cinta pada yang selain aku, semoga rasanya akan lebih megah dan membuat senyummu terkembang indah seperti bunga matahari di pagi hari.
Jatuh cinta, pada yang memahami bagaimana ringkihnya tubuhmu kala mendapat mimpi buruk saat malam. Sehingga dia tidak ragu untuk memeluk kacaumu meskipun ikut merasakan lebam.
Jatuh cinta, pada yang membuatmu tersenyum saat menerima pesan darinya saat sedang macet di jalanan, yang di setiap hurufnya menyusun kalimat yang mengabarkan bahwa ia menunggumu pulang lalu ingin memberitahumu bahwa ia sehabis memasak sayur sop ataupun roti lapis kesukaanmu.
Jatuh cinta, pada yang mengerti bahwa kamu tidak melulu berisi kehangatan sebab terkadang kamu adalah dingin yang terlampau tidak bisa diberi cahaya hangatnya bulan. Kamu meminta waktu untuk sendiri terlebih dahulu, karena terkadang racauan dari bibirmu seringkali memancing amarah lawan bicaramu, maka jatuh cintalah pada yang memiliki senyum tenang dan anggukan kepala yang paling mengerti bagaimana pribadimu. Sehingga yang tertinggal adalah emosi semalam dan esoknya akan ada dua kata maaf yang keluar dari bibirmu.
Kamu tertawa, lalu berkata “ Ternyata, yang seperti itu semua ada pada kamu. Jadi, aku mau jatuh cinta lagi, setiap hari, supaya nggak perlu cari yang kayak kamu. Susah.”
Akan tetapi kamu lupa, jika aku tidak selalu bisa menjadi perempuan yang seperti itu. Namun yang dapat kamu percaya dan ingat esok, esok lagi, dan seterusnya adalah bahwa aku mencintaimu. Yang mencintaimu dengan cara paling hangat sebab kata Ibu, yang hangat adalah yang akan bertahan lama. Yang hangat adalah yang paling membuat kita selalu ingin untuk menjaga nyalanya. Yang hangat akan membuat mengingat kata pulang.
Yang hangat akan membuat kita lupa bahwa ada satu atau dua luka yang akan mampir, dan yang hangat akan kupercaya mampu untuk mengusir.