capellaraa
1 min readJun 6, 2021

Sayang, sebab aku ini terlalu kecil untuk membayangkan perubahan besar yang tampak aneh jika ditelisik lebih jauh.

Telapak tanganku tidak cukup untuk ditetesi air-air yang bercerita tentang perpisahan. Jemariku tidak pernah bisa bergeser mengeja satu-persatu kalimat yang menuliskan tentang keinginan untuk diikhlaskan. Telingaku tidak ingin mendengar suara-suara rintihan rindu di antara daun-daun yang bergesekan akibat angin malam. Surai hitam milikku ini masih ingin dihinggapi besarnya telapak tanganmu yang memberi tenang — bukan malah usapan untuk merayakan kepergian.

Kemarin aku sempat putus asa untuk meng-iya-kan apa-apa yang memicu untuk saling menghilang perlahan. Sampai aku lupa, yang kita butuhkan bukanlah perihal lepas dan hilang akan tetapi yang kita butuhkan adalah kepala dingin yang diisi seribu kata maaf untuk meyakinkan bahwa tidak akan mengulangi.

Oleh sebab itu, kalau-kalau aku ditanya hal apa yang saat ini sedang kutulis di langit semesta agar dibacakan oleh warna langit senja adalah permohonanku untuk diberi kuasa jatuh cinta denganmu lagi.

capellaraa
capellaraa

Written by capellaraa

0 Followers

i wrote about you 💌

No responses yet